Palangka Raya – Pada Selasa (1/8), Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya menyelenggarakan Seminar Implementasi Kurikulum Merdeka di Aula Gedung Bundar Asmaul Husna dengan tema “Implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka di Sekolah/Madrasah”.
Bertindak sebagai narasumber adalah Ir. Herson B. Aden, M.Si. (Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah), Dr. H. Noor Fahmi, M.M. (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah), dan Dr. H. Nurwidiantoro, M.Pd. (Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palangka Raya). Kegiatan yang dipandu oleh moderator Dr. Hj. Musyarapah, M.Pd.I. ini dihadiri ratusan peserta yang berasal dari mahasiswa, pengawas, kepala sekolah, praktisi, dan guru sekolah/madrasah tingkat dasar hingga menengah.
Direktur Pascasarjana, Dr. H. Abdul Helim, M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini menjadi platform bagi para peserta untuk berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide terkini mengenai pengembangan kurikulum yang sesuai dengan semangat Merdeka Belajar. Beliau turut mengajak seluruh kalangan untuk melanjutkan studi S-2 Pascasarjana di IAIN Palangka Raya. “Ayo kuliah di Pascasarjana IAIN Palangka Raya!”, tutupnya.
Seminar ini dibuka langsung oleh Rektor IAIN Palangka Raya yang dalam hal ini diwakili Wakil Rektor I; Dr. Nurul Wahdah, M.Pd. dalam sambutannya menyatakan IAIN Palangka Raya sebagai perguruan tinggi di Kalimantan Tengah juga akan terus berkoordinasi dengan pimpinan daerah, bersinergi dengan guru/praktisi dengan memberikan pelatihan terkait merdeka belajar. “IAIN Palangka Raya sendiri sudah menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, salah satunya konversi SKS dari pencapaian mahasiswa di luar kelas.”, lanjutnya.
Dalam paparannya Ir. Herson B. Aden, M.Si. menyampaikan keunggulan kurikulum merdeka yang diantaranya: 1) lebih sederhana dan mendalam; fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik sesuai fasenya, 2) lebih bebas; tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat bakatnya, 3) lebih relevan dan interaktif; kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.
Selaras dengan Bapak Herson, Dr. H. Noor Fahmi, M.M. menyampaikan bahwa kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten belajar akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk menguatkan kompetensi, Selain itu, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhkan belajar dan minat peserta didik. “Kami Kanwil Kemenag akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap madrasah yang melaksanakan kurikulum merdeka ini, dan tentu tetap melakukan pendampingan secara kontinyu.”, pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, pada salah satu paparannya, Dr. Nurwidiantoro, S.Ag., M.Pd. menyampaikan ciri-ciri kurikulum merdeka belajar adalah pembelajaran berbasis proyek dalam rangka pengembangan keterampilan pribadi dan interpersonal sesuai dengan profil siswa Pancasila. Selain itu, merdeka belajar fokus pada materi penting sehingga ada cukup waktu untuk pembelajaran mendalam tentang kompetensi dasar. “Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kemampuan peserta didik dan membuat penyesuaian dengan konteks dan konten lokal dalam batasan tertentu.”, tambahnya.